Sunday, June 30, 2019

Benarkah Anak Pembawa Rejeki?

Kata orang “Anak Pembawa Rejeki”, saya kurang sepakat dengan kata-kata ini, lebih tepatnya “Anak Pembawa Kebaikan dalam Hidup”. Tulisan ini mengisahkan kebaikan yang selalu hadir dalam hidup saya setelah kehadiran anak kami yang kini duduk di kelas 2 SDK Regina Pacis Bajawa.
Gambar 1: Gagah dalam Balutan Jas Hitam dan dalaman Pink Peach
Perjalanan Cinta
Saya mengenal yang namanya cinta pada saat saya berusia 17 tahun. Kala itu saya baru mulai menempuh kuliah program sarjana di IKIP Budi Utomo Malang pada tahun 2007. Singkat cerita saya berpacaran dengan Erwin (yang kini jadi ayah dari lelaki kecilku).
Gambar 2: Foto Masa Pacaran (di Kota Malang, Jawa Timur)
Dari awal perkenalan kami, saya memahami meski Erwin bukan seorang pemain bola kaki, tetapi dia sangat tertarik dengan dunia sepak bola itu. Bahkan sayapun ikut-ikutan menghafal nama-nama klub sepak bola mulai dari liga inggris dan liga eropa. Dan klub yang sangat diidolakan Erwin adalah Liverpool dengan semboyan tersohornya adalah “You’ll Never Walk Alone (YNWA)”. Pada tahun 2007-2011, klub tersebut diperkuat oleh seorang striker yang berasal dari Negara Spanyol bernama Fernando Torres alias Elnino. Erwin sangat mengidolakan pemain bernomor punggung 9 (sembilan) pada masa itu. Kecintaanya pada klub ini dan juga kepada Fernando Torres bisa mengalahkan cintanya kepada kekasih hatinya. Jika klub liverpool sedang berlaga di liga-liga bergengsi, ataupun saat Fernando Torres memperkuat timnas Spanyol dalam Piala Dunia, maka malam minggu yang membahagiakan tak ada artinya lagi (jadi cemburu sama Elnino, hehehe).
Gambar 3: Fernando Torres (Elnino)
Pada tahun 2011, kami menyelesaikan program sarjana pendidikan dan kembali ke daerah kami masing-masing untuk mencari pekerjaan. Karena masa pacaran kami cukup lama, bukan hal mustahil bahwa kedekatan kami sudah diketahui oleh orang tua kami masing-masing. Restu orang tuanya terlihat dari usaha mereka membantu saya untuk mendapat pekerjaan sebagai tenaga pengajar di STKIP Citra Bakti. Saya diterima sebagai tenaga pengajar di program studi PGSD pada tanggal 13 Agustus 2011, dan saya dipercayakan mengampu mata kuliah yang berkaitan dengan pendidikan matematika. Sedangkan Erwin diterima sebagai guru honorer di SMK Sanjaya Bajawa.
Gambar 4: Hari Pertama Masuk Kerja dengan Restu Mama
Karena masing-masing sudah memiliki pekerjaan, hubungan ini semakin menunjukkan keseriusan bagi kami. Pada tanggal 18 Mei 2012, di usia yang sangat muda (22 tahun) kami mengikrar janji sebagai pasangan suami-istri di Gereja Salib Suci, Soa.
Kedatangan Sang Pembawa Kebaikan
Gambar 5: Kelahiran Buah Hati
Pada tangal 9 Sepetember 2012, saya melahirkan (secara normal) anak lelaki pertama kami. Penantian panjang setelah sembilan bulan mengandung. Selama masa kehamilan, Erwin sudah mewanti-wanti, kelak anaknya akan dinamai Elnino. Di saat itu saya tertegun, Erwin sangat mengidolakan pemain bernomor punggung 9 itu, dan kini anak kami lahir tepat di tanggal 9 (sembilan) bulan 9 (sembilan) tahun 2012, apakah ini suatu kebetulan semata?. Kamipun sepakat menamai anak pertama kami dengan “Elnino Rafael Muga Lalu”. Kami memilih nama Elnino tidak sekedar karena Ayahnya penggemar Fernando Torres, dibalik itu Elnino dalam bahasa Spanyol, memiliki makna Anak Lelaki yang Pintar, Rafael adalah nama malaikat yang diutus oleh Tuhan untuk memberi cahaya penyembuhan bagi setiap makhluk termasuk manusia yang membutuhkannya, Muga adalah marga dari ayahnya Erwin, dan Lalu adalah marga dari Erwin untuk menandakan bahwa Elnino putra dari seseorang bermarga Lalu. Demikian makna nama anak kami dengan harapan kelak dia akan menjadi anak yang baik dan berguna bagi semua orang. Sapaan akrab anak kami adalah Nino, sehingga kini kamipun memperoleh nama baru, Papa Nino dan Mama Nino. Kelahiran Nino membawa sukacita yang luar biasa, karena Nino adalah cucu pertama dari keluarga saya dan juga keluarga Erwin. Tidak hanya sukacita, tetapi kedatangannya membawa kebaikan-kebaikan yang tidak terduga. Yups, pada bulan September 2012 saya diangkat sebagai dosen tetap STKIP Citra Bakti (NIDN. 0801128901). Tidak terhenti disitu saja, kebaikan lainnya turut hadir di kehidupan kami. Pada tahun 2014, saya melanjutkan studi program pascasarjana sampai pada tahun 2016 melalui jalur Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN).
Gambar 6: Wisuda Magister Pendidikan (04 September 2016)
Setelah memperoleh gelar magister pendidikan saya kembali mengabdi di STKIP Citra Bakti. Pada tanggal 26 Oktober 2017, kebaikan itu datang lagi, saya dinyatakan lolos seleksi sertifikasi dosen (serdos), senangnya luar biasa karena usia saya saat itu masih sangat muda yakni 27 tahun. Pencapaian luar biasa dan terbaik dalam hidup saya, karena bukan perkara mudah untuk memperoleh sertifikat pendidik tersebut. Kebaikan berikutnya, pada tanggal 19 Mei 2019 saya dinyatakan lulus seleksi asesor bersama sepuluh teman sejawat lainnya. Tiada henti-hentinya saya mensyukuri setiap kebaikan yang selalu hadir.
Gambar 7: Kebaikan Terbaik Tahun 2017-Sertifikat Pendidik Dosen Profesional
Gambar 8: Keluarga Kecil Kami
Gambar 9: Nino sudah naik ke kelas 2 SD
Kesimpulan dari tulisan ini, Jangan takut menikah muda, Jangan takut memiliki anak di usia muda, Tuhan selalu menempatkan kebaikan-kebaikan yang tidak kamu duga, bahkan lebih cepat dari teman-teman seusiamu. Terima Kasih Nino

No comments:

Post a Comment