Saturday, February 7, 2015

(AADM) Ada Apa Dengan Matematika VS Ada Apa Dengan Mu???



Ada Apa Dengan Matematika VS Ada Apa Dengan Mu??? (AADM)
Matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang sangat menakutkan. Kebanyakan orang tidak menyukai matematika.  Dalam sebuah grup diskusi TED Conversations Archives, seorang blogger bernama Ethan Mook mengajukan pertanyaan “Why does everyone hate math?” pertanyaan ini memunculkan berbagai respon yang mungkin berdasarkan pengalaman pribadi atau pengamatan atau surveinya.  Fritzie (salah seorang yang memberikan komentar) menyatakan bahwa:
First, math is often very poorly taught in the lower grades, by teachers who themselves don't like it, don't have a deep understanding of it (like the answers to the "why" questions), and project something of a fear of it onto their students.  Second, that many math problems have right and wrong answers is a problem for people who feel uncomfortable about making mistakes. Third, people differ in how they process math problems in a way that naturally takes different people different amounts of time
Dapat diartikan sebagai berikut: “Pertama, matematika sering diajarkan sangat buruk dalam kelas yang paling rendah oleh guru yang diri sendirinya tidak menyukai matematika, tidak mempunyai pemahaman yang mendalam tentang matematika (seperti jawaban untuk pertanyaan “mengapa”), dan menunjukkan sesuatu yang menakutkan kepada siswanya. Kedua, banyak permasalahan matematika yang memiliki jawaban benar dan salah adalah masalah bagi orang yang merasa tidak nyaman tentang bagaimana membuat kekeliruan. Ketiga, setiap orang berbeda dalam hal bagaimana  mereka memproses  masalah-masalah matematika dengan cara menerima orang yang berbeda, jumlah waktu yang berbeda  secara alami.
Pada poin pertama menuntut peran guru dalam mendidik matematika dengan baik, khususnya pada guru pendidikan tingkat dasar. Guru sekolah dasar sebagai penentu minat dan kecintaan siswa akan matematika. Guru yang kreatif dan menyenangkan sudah tentu akan disukai siswanya. Lebih lanjut poin kedua, rasa tidak nyaman ketika membuat kekeliruan dalam menyelesaikan permasalahan matematika,. Perasaan-perasaan siswa seperti ini memang wajar karena matematika adalah ilmu pasti berkaitan dengan aritmatika, geometri, aljabar dan sebagainya yang pada akhirnya memiliki nilai benar atau salah.  Guru seharusnya memberikan penguatan yang sesuai agar siswa tidak takut dalam merepresentasikan pemikirannya. Namun, semuanya itu kembali lagi kepada pribadi siswa sendiri, seperti pada poin ketiga. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam hal mempelajari suatu pengetahuan.
Kembali ke pertanyaan “Ada Apa Dengan Matematika?”. Banyak yang tidak menyukai simbol-simbol dan aturan-aturan perhitungan yang dianggap membingungkan.  Padahal simbol-simbol tersebut dibuat berdasarkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang memudahkan kita dalam banyak hal. Johnson dan Rising (1972) menyatakan matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika tidaklah menakutkan seperti yang dipikirkan banyak orang selama ini. Matematika terlihat abstrak, tetapi jika kita menguasai dasar-dasarnya maka akan menjadi jembatan untuk memecahkan masalah matematika. Bagi orang-orang yang mengaanggap matematika itu menakutkan, patutlah saya mempertanyakan “Ada Apa Dengan Mu??

Bersambung…..

Refferences:


No comments:

Post a Comment