Ada
Apa Dengan Matematika VS Ada Apa Dengan Mu??? (AADM)
Matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang
sangat menakutkan. Kebanyakan orang tidak menyukai matematika. Dalam sebuah grup diskusi TED
Conversations Archives, seorang blogger bernama Ethan Mook mengajukan
pertanyaan “Why does everyone hate math?” pertanyaan ini memunculkan berbagai
respon yang mungkin berdasarkan pengalaman pribadi atau pengamatan atau surveinya.
Fritzie (salah seorang yang memberikan
komentar) menyatakan bahwa:
“First,
math is often very poorly taught in the lower grades, by teachers who
themselves don't like it, don't have a deep understanding of it (like the
answers to the "why" questions), and project something of a fear of
it onto their students. Second, that many math
problems have right and wrong answers is a problem for people who feel
uncomfortable about making mistakes. Third,
people differ in how they process math problems in a way that naturally takes
different people different amounts of time”
Dapat diartikan sebagai berikut: “Pertama,
matematika sering diajarkan sangat buruk dalam kelas yang paling rendah oleh
guru yang diri sendirinya tidak menyukai matematika, tidak mempunyai pemahaman
yang mendalam tentang matematika (seperti jawaban untuk pertanyaan “mengapa”),
dan menunjukkan sesuatu yang menakutkan kepada siswanya. Kedua, banyak permasalahan
matematika yang memiliki jawaban benar dan salah adalah masalah bagi orang yang
merasa tidak nyaman tentang bagaimana membuat kekeliruan. Ketiga, setiap orang
berbeda dalam hal bagaimana mereka
memproses masalah-masalah matematika dengan
cara menerima orang yang berbeda, jumlah waktu yang berbeda secara alami.
Pada
poin pertama menuntut peran guru dalam mendidik matematika dengan baik,
khususnya pada guru pendidikan tingkat dasar. Guru sekolah dasar sebagai
penentu minat dan kecintaan siswa akan matematika. Guru yang kreatif dan
menyenangkan sudah tentu akan disukai siswanya. Lebih lanjut poin kedua, rasa
tidak nyaman ketika membuat kekeliruan dalam menyelesaikan permasalahan
matematika,. Perasaan-perasaan siswa seperti ini memang wajar karena matematika
adalah ilmu pasti berkaitan dengan aritmatika, geometri, aljabar dan sebagainya
yang pada akhirnya memiliki nilai benar atau salah. Guru seharusnya memberikan penguatan yang
sesuai agar siswa tidak takut dalam merepresentasikan pemikirannya. Namun,
semuanya itu kembali lagi kepada pribadi siswa sendiri, seperti pada poin
ketiga. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam hal
mempelajari suatu pengetahuan.
Kembali
ke pertanyaan “Ada Apa Dengan Matematika?”. Banyak yang tidak menyukai simbol-simbol
dan aturan-aturan perhitungan yang dianggap membingungkan. Padahal simbol-simbol tersebut dibuat
berdasarkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang memudahkan
kita dalam banyak hal. Johnson dan Rising (1972) menyatakan matematika
adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan,pembuktian yang logis, matematika
itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat , jelas
dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai
ide daripada mengenai bunyi. Matematika
tidaklah menakutkan seperti yang dipikirkan banyak orang selama ini. Matematika
terlihat abstrak, tetapi jika kita menguasai dasar-dasarnya maka akan menjadi
jembatan untuk memecahkan masalah matematika. Bagi orang-orang yang mengaanggap
matematika itu menakutkan, patutlah saya mempertanyakan “Ada Apa Dengan Mu??
Bersambung…..
Refferences:
No comments:
Post a Comment